Kamis, 24 Maret 2011

Jasa Konsultan ISO 22000 | Consultant Foodsafety MURAH BERGARANSI | SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN

ISO 22000

SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN

 

Perkembangan industri pangan dewasa ini meningkat dengan sangat pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut banyak ditemui masalah yang berkaitan dengan “food borne illness” atau penyakit yang disebabkan karena makanan. Di negara Eropa dan Amerika, permasalahan ini telah diantisipasi dengan menerbitkan suatu metode untuk melakukan risk analysis / analisa resiko terhadap bahaya yang disebabkan oleh makanan dalam proses penyediaannya. Metode tersebut disebut HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points) dan setiap organisasi yang menjual produknya di Eropa dan Amerika, mereka wajib memenuhi persyaratan tersebut. Namun pada kenyataannya, metode ini hanya sekedar berfungsi untuk risk analysis saja. Sedangkan kebutuhan dunia industri pada umumnya dan industri makanan pada khususnya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas dari kinerja organisasi sehingga dapat meningkatkan profit margin dan efisiensi organisasi. Tentunya tidak lepas dari bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan. Memang ada solusinya, yaitu dengan menerapkan ISO 9001. Namun adanya dua sistem yang saling terpisah di dalam satu tubuh organisasi tentunya menyulitkan bagi organisasi dalam memelihara kedua sistem tersebut. Berdasarkan kebutuhan ini, dunia international sepakat untuk menerbitkan satu sistem baru yang mencakup HACCP dan ISO 9001 serta beberapa sistem lain yang sejenis dari standard berbagai negara di Eropa dan Amerika. Ini juga menjadi solusi bagi banyak industri yang melakukan eksport ke Eropa dan Amerika dimana selama ini mereka menghadapi banyak persyaratan dari berbagai negara yang masing-masing menetapkan persyaratan sesuai dengan kebutuhan negaranya. Sistem tersebut adalah ISO 22000 yang penyusunannya dimulai sejak Juni 2002 dan diterbitkan pada akhir tahun 2005. Adapun ruang lingkup ISO 22000 lebih luas dari HACCP, dimana ISO 22000 diterapkan pada keseluruhan rantai makanan baik untuk food maupun feed (pakan ternak) dari hulu produk hingga ke hilir produk, mulai dari farm (pertanian / peternakan) hingga makanan siap saji.
ISO 22000:2005 berisi standard / elemen yang memungkinkan organisasi / industri dalam melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continual improvement) sekaligus menjamin keamanan produknya untuk dikonsumsi.


Perbedaan ISO 9001, HACCP dan ISO 22000 :
Perbedaan
HACCP
Model Sistem
Model jaminan proses secara global
Analisa risiko
Model jaminan proses dan analisa resiko
Lingkup Pengendalian
Mencakup ke sistem manajemen secara global tidak termasuk persyaratan teknis
Tidak mencakup ke pengendalian sistem manajemen tetapi hanya ke persyaratan teknis saja
Mencakup pengendalian terhadap sistem manajemen dan terhadap persyaratan teknis
Penerapan
General. Dapat diterapkan oleh setiap jenis industri.
Spesifik. Hanya diterapkan untuk industri pangan (tidak termasuk pengendalian di industri pakan ternak yang menjadi pendukung bagi industri pangan)
Spesifik. Diterapkan di semua industri pangan dan pakan ternak yang terkait dengan industri pangan
Sertifikasi
Sertifikat ISO 9001
Sertifikat HACCP
Sertifikat ISO 22000:2005 sudah termasuk di dalamnya ISO 9001 dan HACCP
Biaya
Lebih mahal jika diwajibkan sertifikasi untuk ISO 9001 dan HACCP (2 kali sertifikasi)
Lebih mahal jika diwajibkan sertifikasi untuk ISO 9001 dan HACCP (2 kali sertifikasi)
Lebih murah karena hanya 1 kali sertifikasi sudah mencakup sistem ISO 9001 dan HACCP
Pemeliharaan
Memakan waktu, tenaga dan biaya lebih besar jika diwajibkan untuk pemisahan sertifikasi antara ISO 9001 dan HACCP.
Catatan : jika terpisah akan ada 2 kali internal audit, 2 kali surveillance audit dan 2 kali Rapat Tinjauan Manajemen
Memakan waktu, tenaga dan biaya lebih besar jika diwajibkan untuk pemisahan sertifikasi antara ISO 9001 dan HACCP.
Catatan : jika terpisah akan ada 2 kali internal audit, 2 kali surveillance audit dan 2 kali Rapat Tinjauan Manajemen
Waktu, tenaga dan biaya lebih murah karena sistem ISO 9001 dan HACCP sudah terintegrasi

Apabila bapak / ibu membutuhkan Konsultan ISO 22000, HACCP, GMP, hubungi kami:
YOYO SUBAGYO / 08159767636

Selasa, 14 Desember 2010

MANAJEMEN LABORATORIUM ISO 17025 - KONSULTAN ISO 17025

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di akhir milenium ke-2 ini membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia pada awal milenium ke-3. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala bidang yang menuntut kebebasan interaksi antar kehidupan di dunia tanpa mengenal batas negara. Hal ini meningkatkan persaingan di pasar internasional. Meningkatnya persaingan ini berpengaruh terhadap penetapan standard mutu bagi barang dan jasa. Salah satunya standard mutu laboratorium ISO 17025 . Tuntutan informasi teknis dari setiap produk yang diperdagangkan menuntut laboratorium penguji untuk meningkatkan kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil uji yang absah.

Audit dan sertifikasi ISO 17025  pada dasarnya sama dengan ISO 9001 tetapi pada ISO 9001 tidak mengevaluasi kemampuan teknis laboratorium dalam menghasilkan data hasil uji atau kalibrasi yang absah dan dapat dipercaya. Untuk meyakinkan bahwa laboratorium tsb. mempunyai kemampuan teknis dalam menghasilkan data yang akurat dan handal, laboratorium harus menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium ISO 9001 . Fokus dari sistem ini adalah dengan memperhatikan persyaratan kemampuan laboratorium dalam OECD (Organization for Economic Cooperation Development) dan GLP (Good Laboratorium Practice) ISO 9001  sebagai jaminan mutunya.

Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain :
• Sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman
• Kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat
• Sistem jaminan mutu yang sesuai
• Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi
• Mampu telusur pengukuran dan system kalibrasi ke standard nasional / internasional
• Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian
• Sarana dan lingkungan kerja pengujian

Keuntungan dari penerapan sistem manajemen ISO 17025 adalah :
• Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan pada laboratorium kalibrasi dan laboratorium pengujian melalui penerapan persyaratan yang berlaku
• Memudahkan penghapusan hambatan non-pajak perdagangan melalui penerimaan hasil kalibrasi dan hasil uji antar negara
• Memudahkan kerjasama antar laboratorium dan antar instansi dalam tukar menukar informasi, pengalaman dan harmonisasi standard dan prosedurny

Untuk KONSULTASI & TRAINING ISO bisa menghubungi:
Yoyo Subagyo / Hp. 08159767636

Jumat, 05 Maret 2010

Jasa Konsultan K3 | SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA


ISO 45001
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA


Perkembangan indutri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negative terhadap kesehatan dan keselamatan pekerjanya, seperti industry bahan kimia, Jasa Konstruksi, Plastik, Besi baja, dsd. Sejalan dengan hal ini maka industry – industry yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerjannya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industry yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu system pengelolaan yang aman bagi pekerjannya. Latar belakang inilah yang melandasi lahirnya standard baru manajemen K3 yaitu ISO 45001 oleh Organisasi Internasonal. ISO 45001 di akomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.
Untuk menerapkan system ini dibutuhkan tiga tahapan proses, Sebagai berikut :

Rabu, 01 April 2009

Konsultan Total Quality Management ( TQM )

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep Manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek Manajemen serta usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas. Di masa lampau, literatur Manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep Manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, Total Quality Management (TQM) memperkenalkan pengembangan proses, produk dan pelayanan sebuah organisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Pendekatan ini berusaha untuk melibatkan semua pihak terkait dan memastikan bahwa pengalaman dan ide-ide mereka memiliki sumbangan dalam pengembangan mutu. Ada beberapa prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pendekatan semacam itu, seperti mempromosikan lingkungan yang berfokus pada mutu; - dimana terdapat komunikasi terbuka dan rasa kepemilikan pegawai - sistem penghargaan dan pengakuan; pelatihan dn pendidikan terus menerus, dan pemberdayaan pegawai.

TQM merupakan suatu sistem Manajemen yang melibatkan semua unsur dan aspek dalam perusahaan. Mulai dari Top Management sampai dengan pelaksana teknis/ operator “button up Management”. Sistem Total Quality Management (TQM) harus dimengerti, dipahami dan diterapkan secara sinergis, efisien dan efektif dalam semua aktivitas di lingkungan perusahaan demi tercapai-nya tujuan, sasaran dan target produktivitas sesuai dengan kebijakan Pimpinan Puncak. Total Quality Management (TQM) sebagai suatu konsep Manajemen mutu memang telah dilaksanakan oleh banyak perusahaan dan terbukti menjadikan perusahaan untuk tetap bertahan hidup seperti yang dialami oleh perusahaan-perusahaan di Jepang sekitar tahun 1950. Negara Jepang itu sendiri yang sangat membanggakan prinsip TQM, tidak semua perusahaannya berhasil menerapkan sistem ini. Tetapi dengan kajian yang lebih mendalam membuktikan hampir seluruh perusahaan di Jepang menerapkan TQM untuk mengelola administrasi dan manajemennya. Di Indonesia, Total Quality Management (TQM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980-an dan sekarang cukup populer di sektor swasta khususnya dengan adanya program ISO 9000. Banyak perusahaan terkemuka dan perusahaan milik negara telah mengadopsi Total Quality Management (TQM) sebagai bagian dari strategi mereka untuk kompetitif baik di tingkat nasional mupun internasional.

Dunia terus bergerak ke arah perdagangan global dan dibutuhkan suatu standar manajemen mutu yang bersifat global dan diakui dunia. Sistem Total Quality Management (TQM) merupakan dasar dari Manajemen didalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan juga dasar penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Adanya perbedaan standar untuk hal-hal yang sama dalam negara atau tempat yang berbeda dapat mengakibatkan rintangan dalam menjalin hubungan di masing-masing pihak. Oleh karena itu muncullah standar ISO 9000 dengan berbagai versi yang telah menjadi standar sistem Manajemen mutu yang paling diakui oleh dunia internasional. ISO terbukti memiliki pengaruh yang baik untuk lebih berkembang ke arah yang positf terhadap implementasi elemen-elemen pendukung Total Quality Management (TQM). Pengaruh ISO dirasakan sangat tinggi terhadap faktor kesatuan tujuan sementara ISO dirasakan berpengaruh paling rendah terhadap partisipasi karyawan. Dan ISO juga memiliki peranan yang cukup besar dalam kinerja Manajemen mutu perusahaan. Adapun elemen pendukung Total Quality Management (TQM) adalah Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, Komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran. Walaupun peranan-peranan elemen pendukung tersebut belum dirasakan sangat besar namun pengimplementasiannya dari waktu ke waktu akan semakin memperbesar peranannya.Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara elemen-elemen Total Quality Management (TQM) dengan faktor-faktor kinerja Manajemen mutu.

Namun demikian, penerapan Total Quality Management (TQM) adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan.

Selain hambatan-hambatan yang berada di luar ruang lingkup sebuah organisasi, terdapat kendala lain yang khas di setiap organisasi, seperti kurangnya akuntabilitas terhadap pelanggan, tidak jelasnya visi dan misi, penolakan terhadap perubahan dan lemahnya komitmen di kalangan manajer senior untuk menerapkan Total Quality Management (TQM). Potensi keberhasilan Total Quality Management (TQM) sudah nampak dan dampaknya pun bisa diperlihatkan, sekarang yang dibutuhkan adalah keputusan untuk melaksanakan Total Quality Management (TQM). Hal ini mestinya menjadi bagian dari suatu strategi untuk meningkatkan komitmen lembaga- lembaga publik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Apabila Perusahaan Bapak / Ibu membutuhkan Konsultan untuk penerapan Total Quality Management (TQM) ataupun Konsultan Manajemen ISO serta Manajemen Strategi, silahkan hubungi :

Bp. Yoyo Subagyo
Hp. 08159767636



Bookmark and Share







Jasa Konsultan ISO 45001 | Apa & Bagaimana Cara Menerapkan Manajemen K3

Pengertian Sistem Manajemen K3 - ISO 45001

ISO 45001 merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut Manajemen K3  . Tujuan dari  ISO 45001  ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3  Permenaker, yaitu Perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yg timbul dari lingkungan kerja ataupun aktifitas pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja serta supaya tidak menimbulkan kerugian besar yg diakibatkan dari kecelakaan kerja yang bisa menjadi menjadikan citra buruk perusahaan dan bisa menurunkan image perusahaan. seperti diketahui Banyak Industri ataupun bisa juga jasa yang prosesnya berdampak negative terhadap lingkungan serta kesehatan dan keselamatan pekerjanya, oleh karnanya di butuhkan manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja -  Manajemen K3  sehingga ada jaminan bagi para pekerjanya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaan besar terutama OIL&GAS mewajibkan semua mitranya minimal harus mengimplementasikan sistem  Manajemen K3  atau biasa di sebut dengan CSMS ( Contractor Safety Manajemen System ) serta untuk bisa mengikuti tender syarat utamanya perusahaan wajib memiliki dokumen K3LL .


Standar OHSAS mengandung beberapa komponen utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapan Sistem  Manajemen K3  demi pelaksanaan Sistem  Manajemen K3 yang berkesinambungan.

Komponen Utama  ISO 45001

Komponen utama standar  ISO 45001  dalam penerapannya di perusahaan meliputi:
1. Adanya komitmen perusahaan tentang Sistem  Manajemen K3  .
2. Adanya perencanaan tentang program-program Sistem Manajemen K3
3. Operasi dan Implementasi Sistem Manajemen K3
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem  Manajemen K3  di perusahaan
5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem  Manajemen K3  untuk pelaksanaan berkesinambungan.

Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan Sistem  Manajemen K3  dibagi menjadi 7 tahapan yaitu :
1. mengindentifikasi resiko dan bahaya
2. mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku
3. menentukan target dan pelaksana program
4. melancarkan program perencanaan untuk mencapai target dan objek yang telah ditentukan
5. mengadakan perencanaan terhadap kejadian darurat
6. peninjauan ulang terhadap target dan para pelaksana system
7. penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan. Tahapan penerapan ini lebih panjang jika dibandingkan dengan penerapan Sistem Manajemen K3 menurut permenaker tetapi dari segi isi tidak ada perbedaan yang signifikan.


Lalu bagaimana Tahapan-Tahapan dalam proses penerapan  Manajemen K3  ini?
Untuk menerapkan system  Manajemen K3  ini dibutuhkan tiga tahapan proses, Sebagai berikut :
1. Tahap Indentifikasi Awal  Manajemen K3  ISO 45001
Analisa / Indentifikasi terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja di organisasi / industry. Mencakup evaluasi proses di organisasi, pemeriksaan terhadap prosedur yang ada, analisa tingkat kecelakaan pada masa lalu dan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.

2. Tahap Persiapan dan Implementasi  Manajemen K3  ISO 45001

Tahap ini merupakan tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan implementasinya. Pada tahap ini ada beberapa elemen yang harus diperhatikan yaitu :
a. Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta kepemimpinannya
b. Organisasi, sumberdaya dan training
c. Pengendalian operasional yang menjadi titik tolak prosedur proses, peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan perijinan di lingkungan kerja.
d. Tujuan dan target dari kesehatan dan keselamatan kerja
e. Panduan system kesehatan dan keselamatan kerja dan dokumentasi
f. Pengendalian operasional yang mencakup pemantauan kesehatan kerja, persiapan proyek, pembelian dan pemasok.
g. Pemeriksaan dan tindakan pencegahan, investigasi dan tindakan perbaikan
h. Tindakan darurat
i. Pengendalian catatan, audit dan tinjauan manajemen.

3. Tahap Penilaian Kinerja Proses  Manajemen K3  -  ISO 45001

Tahap ini merupakan tahap penilaian terhadap system yang telah diterapkan mencakup penilaian dokumentasi, verifikasi penerapan dan tindakan perbaikan/ pencegahan yang diperlukan.

Apabila Bapak / ibu membutuhkan Jasa Konsultan ISO 45001 atau membuat dokument CSMS/ K3LL untuk kebutuhan tender, silahkah hubungi : Yoyo Subagyo / HP. 0815 9767636

Selasa, 31 Maret 2009

Jasa Konsultan K3 BERPENGALAMAN | LANGKAH - LANGKAH MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN K3

LANGKAH - LANGKAH MENERAPKAN  SISTEM MANAJEMEN K3

Setiap system manajemen K3 mempunyai elemen atau persyaratan tertentu yang harus dibangun dalam suatu organisasi. Sistem manajemen K3 tersebut harus dipraktekan dalam semua bidang / divisi dalam organisasi. Sistem manajemen K3 harus dijaga dalam operasinya untuk menjamin bahwa system itu punya peranan dan fungsi dalam manajemen perusahaan.

Langkah – lahkah penerapan Sistem manajemen K3 sebagai berikut :

A. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi / perusahaan, dalam lahkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari komitmen sampai menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Dalam tahapan persiapan ini antara lain :
- Komitmen manajemen puncak
- Menentukan ruang lingkup
- Menetapkan cara penerapan
- Membentuk kelompok penerapan
- Menetapkan sumber daya yang diperlukan

B. Tahap pengembangan dan penerapan  sistem manajemen

Dalam tahapan ini berisi langkah – langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan antara lain :

1. Langkah Menyatakan Komitmen

Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan sebuah Sistem manajemen K3 dalam organisasi / perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak.Sistem manajemen K3 tidak akan berjalan mulus tanpa adanya komitmen manajemen terhadap system manajemen tersebut. Komitmen manajemen harus benar – benar dibuktikan dengan tindakan nyata agar dapat diketahui , dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan.

2. Menetapkan Cara Penerapan sistem manajemen

Perusahaan dapat mengunakan Jasa Konsultan K3 untuk menerapkan system manajemen K3, dengan pertimbangan sebagai berikut :

  • Jasa Konsultan K3 yang memiliki Pengalaman yang banyak dan bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengetahuan secara efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem manajemen K3.
  • Jasa Konsultan K3 yang Independen memungkinkan Konsultan tersebut secara bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara obyektif tanpa terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi / perusahaan.
  • Jasa Konsultan K3 lebih memiliki waktu yang cukup, berbeda dengan tenaga perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam system manajemen K3 namun karena desakan tugas – tugas laen di perusahaan akibatnya tidak punya cukup waktu.


3. Membentuk kelompok kerja penerapan.

Kelompok kerja terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, hal ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.
Peran anggota kelompok kerja ini antara lain :

  • Menjadi agen perubahan sekaligus fasilitator dalam unit kerjanya.
  • Menjaga kosistensi dari penerapan Sistem manajemen K3, baik melalui tinjauan sehari – hari maupun berkala
  • Menjadi penghubung antara manajemen dan unit kerja.
  • Tugas & Tanggung Jawab anggota kelompok kerja adalah :
  • Mengikuti pelatihan lengkap tentang standard Sistem manajemen K3
  • Melatih Staf dalam Unit kerjanya sesuai kebutuhan
  • Melakukan latihan & Tinjauan terhadap system yang berlangsung dibandingkan dengan system standard Sistem manajemen K3
  • Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya dengan elemen yang ada dalam standard Sistem manajemen K3
  • Bertanggung jawab untuk mengmbangkan system sesuai dengan elemen yang terkait dalam unit kerjanya
  • Bertanggung jawab untuk mempersiapkan penulisan dokumen – dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam standard Sistem manajemen K3 termasuk mempersiapkan penulisan panduan mutu, prosedur, instruksi kerja dan form.
  • Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar manajemen K3 secara terus menerus & konsisten serta bersama –sama memelihara penerapan systemnya.


4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

Sumber daya ini mencakup orang/personel, perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang dimaksud disini adalah beberpa orang yang diangkat secara resmi di luar tugas – tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.

5. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan, diantaranya adalah :
- Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya penerapan Sistem manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
- Membangun Komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer, staf, dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja bersama – sama dalam menerapkan standard system ini.

6. Peninjauan Sistem manajemen

Dengan Peninjauan system ini akan menghasilkan beberapa hal diantaranya :

  • Apakan perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur & intruksi kerja  dari OHSAS Sistem manajemen K3
  • Apakah perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagaian / seluruh persyaratan dalam standard Sistem manajemen K3
  • Apakah Perusahaan belum memiliki dokumen & belum menerapkan system manajemen K3


7. Penyusunan Jadwal

Setelah melakukan tinjauan system maka kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan dengan mempertimbangkan hal – hal berikut :
a. Ruang Lingkup pekerjaan.
Dari hasil tinjauan system akan menunjukan beberapa banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa , disempurnakan, disetujui & di audit.

b. Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan
Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan membagi dan menyediakan waktu, seperti diketahui bahwa tugas penerapan bukanlah satu- satunya pekerjaan para anggota kelompok kerja dan manajemen representative. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggung jawab lain diluar penerapan standard Sitem manajemen K3 yang kadang – kadang juga sama pentingnya dengan penerapan standard ini.

c. Keberadaan Proyek
Khusus bagi perusahaan yang kegiatannya berdasarkan proyek ( misalnya kontraktor dan pengembang ) maka ketika menyusun jadwal kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat asesor dating ada proyek yang sedang dikerjakan.

8. Pengembangan Sistem manajemen K3

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan system manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual system manajemen K3, prosedur & Instruksi kerja.

9. Penerapan System

Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap kelompok kerja kembali ke masing – masing untuk menerapkan system yang telah di buat,

10. Proses Sertifikasi

Banyak lembaga sertifikasi system manajemen K3, organisasi bisa memilih misalnya, diantaranya Llyod’s register, BSI, SGS, TUV, BVQA, WQA, dll

Apabila bapak / ibu membutuhkan Jasa Konsultan K3 yang berpengalaman silahkan hubungi :

YOYO SUBAGYO/ Hp. 0815 9767636,




Senin, 16 Februari 2009

ARTI DAN MANFAAT ISO 9001 - Jasa Konsultan ISO9001 Murah dan Bergaransi


ARTI & MANFAAT ISO 9001 
Sistem manajemen ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). Sistem Manajemen ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar).

Rabu, 14 Januari 2009

Konsultan ISO Murah, Consultant ISO 9001

Sekilas tentang kami…………

Beranjak dari Niat yang Iklas, Jujur dan dapat dipercaya kami selalu termotivasi untuk membantu perusahaan – perusahaan tanpa melihat besar/ kecil perusahaan dalam menerapkan system Manajemen yang Efektive & Efisien untuk kepuasan pelangan.


SERVICE KAMI :

1. KONSULTASI & TRAINING ISO 9001 ( System manajemen Mutu )
2. KONSULTASI & TRAINING ISO 14001 ( System manajemen Lingkungan )
3. KONSULTASI & TRAINING ISO 17025 ( System manajemen Mutu Laboratorium )
4. KONSULTASI & TRAINING ISO/TS 16949 ( System manajemen untuk Otomotive )
5. KONSULTASI & TRAINING ISO 22000 ( System manajemen Keamanan Pangan )
6. KONSULTASI & TRAINING SA 8000 ( Sistem manajemen Ketenagakerjaan )
7. KONSULTASI & TRAINING OHSAS 18001 ( System manajemen K3)
8. KONSULTASI & TRAINING HACCP & GMP ( Analisa Keamanan Pangan Industri Pangan )
9. 5 S ( Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke)
10. Balance Scorecard
11. Six Sigma
12. Analyctic Hierarchy Process & Decision Making
13. Assessment Criteria Malcolm Bridge (MBNQA)
14. Audit Internal
15. Audit Internal
16. Audit Internal OHSAS 18001 (SMK3)
17. Data Envelopment Analysis
18. Electronic for Documentation
19. How To Improve Balridge Score
20. Implementing Balanced Scorecard
21. Penyusunan Application Summary MBNQA
22. Integrasi 9001 & Malcolm Balridge
23. Problem Solving And Decision Making
24. Statistical Quality Control
25. Total Productive Maintenance (TPM)
26. Management Warehouse and Material Effective

Keuntungan menggunakan Jasa konsultan kami  adalah :
1. Didukung oleh konsultan yang berpengalaman sebagai praktisi di berbagai industri.
2. Menjamin rahasia klien
3. Mempunyai pengalaman dalam proyek crash program (short schedule) dan proyek recovery / pembenahan
4. Satu-satunya Jasa konsultan ISO di Indonesia yang berani memberikan Garansi jaminan kelulusan dalam bentuk double money back quarantee, bila mengalami ketidaklulusan disebabkan Sien Consultants maka free konsultasi sampai lulus sertifikasi dan biaya badan sertifikasi diganti oleh kami.
5. Memberikan after sales services / purna jual free of charge, gratis konsultasi setelah sertifikasi selama perusahaan menerapkan system terkait melalui e-consulting.
6. Mempunyai program kerja yang jelas, sistematis dan cepat.


Informasi lebih lanjut hubungi :
YOYO SUBAGYO
HP. 0815 9767638



Bookmark and Share










Senin, 22 Desember 2008

Standard ISO 9001 versi 2015

ISO 9001:2015 - REQUIREMENT

 
Foreword
 
ISO (the International Organization for Standardization) is a worldwide federation of national standards bodies (ISO member bodies). The work of preparing International Standards is normally carried out through ISO technical committees. Each member body interested in a subject for which a technic committee has been established has the right to be represented on that committee. International organizations, governmental and non-governmental, in liaison with ISO, also take part in the work. ISO collaborates closely with the International Electrotechnical Commission (IEC) on all matters of electrotechnical standardization.
The procedures used to develop this document and those intended for its further maintenance ar described in the ISO/IEC Directives, Part 1. In particular the different approval criteria needed for  different  types  of ISO documents should be noted.
Any trade name used in this document is information given for the convenience of users and does not constitute an endorsement.For an explanation on the meaning of ISO specific terms and expressions related to conformity asssment, as well as information about ISO’s adherence to the World Trade Oanization (WTO).
The committee responsible for this document is Technical Committee ISO/TC 176, Quality management and quality assurance, Subcommittee SC 2, Quality systems. This fifth edition cancels and replaces the fourth edition (ISO 9001:2008), which has been technicall revised, through the adoption of a revised clause sequence and the adaptation of the revised quality management principles and of new concepts. It also cancels and replaces the Technical Corrigendum ISO 9001:2008/Cor.1:2009

Introduction
0.1 General

The adoption of a quality management system is a strategic decision for an organization that can help to improve its overall performance and provide a sound basis for sustainable development initiatives.

The potential benefits to an organization of implementing a quality management system based on this International Standard are:

a)    the ability to consistently provide products and services that meet customer and applicable statutory and regulatory requirements;
b)    facilitating opportunities to enhance customer satisfaction;
c)    addressing risks and opportunities associated with its context and objectives;
d)    the ability to demonstrate conformity to specified quality management system requirements.

This International Standard can be used by internal and external parties.
It is not the intent of this International Standard to imply the need for:
─    uniformity in the structure of different quality management systems;
─    alignment of documentation to the clause structure of this International Standard;
─    the use of the specific terminology of this International Standard within the organization.

The quality management system requirements specified in this International Standard are complementary to requirements for products and services.
This International Standard employs the process approach, which incorporates the Plan-Do-Check-Act (PDCA) cycle and risk-based thinking.

The process approach enables an organization to plan its processes and their interactions.
The PDCA cycle enables an organization to ensure that its processes are adequately resourced and managed, and that opportunities for improvement are determined and acted on.

Risk-based thinking enables an organization to determine the factors that could cause its processes and its quality management system to deviate from the planned results, to put in place preventive controls to minimize negative effects and to make maximum use of opportunities as they arise (see Clause A.4).

Consistently meeting requirements and addressing future needs and expectations poses a challenge for organizations in an increasingly dynamic and complex environment. To achieve this objective, the organization might find it necessary to adopt various forms of improvement in addition to correction and continual improvement, such as breakthrough change, innovation and re-organization.

In this International Standard, the following verbal forms are used:
─    “shall” indicates a requirement;
─    “should” indicates a recommendation;
─    “may” indicates a permission;
─    “can”    indicates    a    possibility    or    a capability.
Information marked as “NOTE” is for guidance in understanding or clarifying the associated requirement.

02.    Quality    management principles
This International Standard is based on the quality management principles described in ISO 9000. The descriptions include a statement of each principle, a rationale of why the principle is important for the organization, some exampleof benefits associated with the principle and examples of typical actions to improve the organization’s performance when applying the principle.

The quality management principles are:
─    customer focus;
─    leadership;
─    engagement of people;
─    process approach;
─    improvement;
─    evidence-based decision making;
─    relationship management.

0.3    Process approach
0.3.1 General

This International Standard promotes the adoption of a process approach when developing, implementing and improving the effectiveness of a quality management system, to enhance customer satisfaction by meeting customer requirements. Specific requirements considered essential to the adoption of a process approach are included in 4.4.
Understanding and managing interrelated processes as a system contributes to the organization’s effectiveness and efficiency in achieving its intended results. This approach enables the organization to control the interrelationships and interdependencies among the processes of the system, so that the overall performance of the organization can be enhanced.
The process approach involves the systematic definition and management of processes, and their interactions, so as to achieve the intended results in accordance with the quality policy and strategic direction of the organization. Management of the processes and the system as a whole can be achieved using the PDCA cycle (see 0.3.2) with an overall focus on risk-based thinking (see 0.3.3) aimed at taking advantage of opportunities and preventing undesirable results.

The application of the process approach in a quality management system enables:
a)    understanding and consistency in meeting requirements;
b)    the consideration of processes in terms of added value;
c)    the achievement of effective process performance;
d)    improvement    of    processes    based    on evaluation of data and information.

0.3.2    Plan-Do-Check-Act cycle
The PDCA cycle can be applied to all processes and to the quality management system as a whole.
The PDCA cycle can be briefly described as follows:

─    Plan : establish the objectives of the system and its processes, and the resources needed to deliver results in accordance with customers’ requirements and the organization’s policies, and identify and address risks and opportunities;

─    Do : implement what was planned;

─    Check : monitor and (where applicable) measure processes and the resulting products and services against policies, objectives, requirements and planned activities, and report the results;
─    Act : take actions to improve performance, as necessary

0.3.3 Risk-based thinking
Risk-based thinking (see Clause A.4) essential for achieving an effective quality magement system. The concept of risk-based thinking has been implicit in previous editions of this International Standard including, for example, carrying out preventive to eliminate potential nonconformities, analysing any nonconformities that do occur, and taking action to prevent recurrence that is appropriate for the effects of the onconformity.

To conform to the requirements of this International Standard, an organization needs to plan and implement actions to address risks and opportunities. Addressing both risks and opportunities establishes a basis for increasing the effectiveness of the quality management system, achieving improved results and preventing negative effects. Opportunities can arise as a result of a situation favourable to achieving an intended result, for example, a set of circumstances that

allow the organization to attract customers, develop new products and services, reduce waste or improve productivity. Actions to address opportunities can also include consideration of associated risks. Risk is the effect of uncertainty and any such uncertainty can have positive or negative effects. A positive deviation arising from a risk can provide an opportunity, but not all positive effects of risk result in opportunities.

0.4 Relationship with other management system standards
This International Standard applies the framework developed by ISO to improve alignment among its International Standards for management systems (see Clause A.1).

This International Standard enables an organization to use the process approach, coupled PDCA cycle and risk-based thinking, to align or integrate its quality management system with the requirements of other management system standards.

This International Standard relates to ISO 9000 and ISO 9004 as follows :
─    ISO 9000 Quality management systems -- Fundamentals and vocabulary provides essential background for the proper understanding and implementation of this International Standard;
─    ISO 9004 Managing for the sustained success of an organization -- A quality management approach provides guidance for organizations that choose to progress beyond the requirements of this International Standard.
This International Standard does not include requirements specific to other management systems, such as those for environmental management, occupational health and safety management, or financial management. Sector-specific quality management system standards based on the requirements of this International Standard have been developed for a number of sectors. Some of these standards specify additional quality managemet system requirements, while others are limited to providing guidance to the application of this International Standard within the particular sector.

Quality management systems — Requirements
1    Scope
2    Normative references
3    Terms and definitions
4    Context of the organization

4.1.    Understanding the organization and its context
4.2.    Understanding the needs and expectations of interested parties
4.3.    Determining the scope of the quality management system
4.4.    Quality management system and its processes

5.    Leadership
5.1. Leadership and commitment
5.2.  Policy
5.3.  Organizational roles, responsibilities and authoritie

6.    Planning

6.1    Actions to address    risks    and opportunities
6.2    6.2 Quality objectives and planning to achieve them
6.3    Planning of changes

7.    Support
7.1    Resources
7.2    Competence
7.3    Awareness
7.4    Communication
7.5    Documented information

8.    Operation
8.1    Operational planning and control
8.2    Requirements for products and services
8.3    Design and development of products and services
8.4    Control of externally provided processes, products and services
8.5    Production and service provision
8.6    Release of products  and  services
8.7    Control of nonconforming outputs

9.    Performance evaluation
9.1    Monitoring,    measurement, analysis and evaluation
9.2    Internal audit
9.3    Management review

10.    Improvement
10.1    General
10.2    Nonconformity and corrective action
10.3    Continual improvement

Consultation and Training ISO 9001:2015, Please Call Us :
021- 2930 5166
WA. : 0812 93111959
 
sumber : www.iso.org